Pages

Tampilkan postingan dengan label edukasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label edukasi. Tampilkan semua postingan

Kamis, 23 Oktober 2014

Kain Ikat



Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami. Alat tenun yang dipakai adalah alat tenun bukan mesin. Kain ikat dapat dijahit untuk dijadikan pakaian dan perlengkapan busana, kain pelapis mebel, atau penghias interior rumah.

Kain tenun ikat merupakan salah satu seni kebudayaan warisan generasi terdahulu yang memiliki keunikan, nilai seni serta nilai sejarah. Kain tenun ikat sangat diminati oleh masyarakat terutama wisatawan mancanegara, karena dalam proses pembuatannya kain tenun ikat memiliki kesulitan serta keunikan tersendiri dibandingan dengan kain tenun lain.

Sebelum ditenun, helai-helai benang dibungkus (diikat) dengan tali plastik sesuai dengan corak atau pola hias yang diingini. Ketika dicelup, bagian benang yang diikat dengan tali plastik tidak akan terwarnai. Tenun ikat ganda dibuat dari menenun benang pakan dan benang lungsin yang keduanya sudah diberi motif melalui teknik pengikatan sebelum dicelup ke dalam pewarna. Peralatan yang digunakan dalam membuat kain tenun masih menggunakan bahan dari alam yang tersedia di lingkungan pemukiman seperti dengan menggunkan kayu ulin, rotan, dan bahan lainnya.

Kain tenun ikat khas Indonesia yang terkenal berasal dari daerah NTT, Jepara, Lombok, dan Sumbawa. Jenis kain ini ditenun dengan benang pakan atau lungsin yang udah diikat serta dicelupkan ke zat pewarna alami. Kain ikat agak mirip seperti kain songket. Yang membedakannya adalah motif kain songket cuma terlihat satu sisi, sedangkan motif kain ikat terlihat dari dua sisi.

Kain Tapis


Kain tapis adalah pakaian wanita suku Lampung berbentuk kain sarung yang terbuat dari tenunan benang kapas dengan motif atau hiasan yang disulam (dicucuk) dengan benang emas, benag sugi,  atau benang perak. Pada awalnya, kain tapis dibuat dari bahan-bahan yang digunakan adalah benang kapas. Proses selanjutnya, kain dicelupkan dalam zat pewarna dari tumbuh-tumbuhan yang terdapat disekitarnya.

Kemudian tenunan yang sederhana tadi ditambah hiasan-hiasan yang tertera pada hasil tenunan suku Lampung. Ragam hias ini terdapat pula pada permukaan Nekara Perunggu dengan motif spiral, meander, garis lurus, tumpal, lingkaran dan lain-lain. Selain itu, dalam kain tapis Lampung juga kita jumpai ragam hias yang berupa binatang dan tumbuh-tumbuhan.

Namun, semakin lama, ragam hias kain tapis semakin berkembang. Hal ini dapat dilihat dari unsur-unsur baru dalam ragam hias yang timbul pada periode Hindu Indonesia, yaitu menggunakan unsur-unsur flora. Kemudian ada lagi pengaruh dari Buddha dan Islam, yang menambah kekayaan ragam hias kain tapi Lampung.

Unsur-unsur baru tersebut memperkaya ragam hias, akan tetapi unsur-unsur yang lebih dahulu ada tidak dihilangkan. Misalnya motif segi tiga tumpal yang sudah dikenal sejak periode prasejarah tetap terdapat pada ragam hias Hindu yang melambangkan Dewi sri, dewi padi dan dewi kemakmuran. Bentuk tumpal merupakan bentuk sederhana dari pucuk rebung (anak pohon bambu muda) yang melambangkan berbagai segi kekuatan yang tumbuh dari dalam, dan ada juga yang menyatakan bentuk segi tiga abstrak dari bentuk orang.



Ragam hias kain tapis semakin berkembang dengan masuknya berbagai kebudayaan ke Nusantara berabad-abad silam. Motif-motif yang awalnya berupa motif di masa animisme-dinamisme, kini mendapat pengaruh dari agama Hindu, Buddha, maupun Islam. Masing-masing memberikan ciri dan memperkaya ragam hias, dengan tidak menghapus jejak ragam hias sebelumnya.

Unsur-unsur baru tersebut memperkaya ragam hias, akan tetapi unsur-unsur yang lebih dahulu ada tidak dihilangkan. Misalnya motif segi tiga tumpal yang sudah dikenal sejak periode prasejarah tetap terdapat pada ragam hias Hindu yang melambangkan Dewi sri, dewi padi dan dewi kemakmuran. Bentuk tumpal merupakan bentuk sederhana dari pucuk rebung (anak pohon bambu muda) yang melambangkan berbagai segi kekuatan yang tumbuh dari dalam, dan ada juga yang menyatakan bentuk segi tiga abstrak dari bentuk orang.

Bentuk spiral dan meander mempunyai arti sebagai perlambangan pemujaan matahari dan alam. Bentuk ragam hias pohon hayat merupakan kepercayaan yang universal, sesuai kepercayaan yang terdapat dalam agama Hindu, Budha, Kristen maupun Islam, dimana pohon hayat ini melambangkan kesatuan dan keesaan Tuhan yang menciptakan alam semesta.

Bagian kain tenun yang disulam biasanya hanya pada bagian pinggang ke bawah. Sementara sekitar 20 cm bagian atas tidak disulam karena biasanya tertutup oleh baju. Biasanya bagian ini dipakai untuk tempat mengikat pinggang sehingga kain tapis tidak melorot ketika dikenakan.

Sejak zaman dulu, tapis tidak pernah lepas dari wanita Lampung. Selain para pemakainya adalah wanita, kain tradisional khas Lampung itu juga dibuat oleh para wanita, baik para ibu rumah tangga maupun para gadis. Awalnya, kain tapis dibuat para ibu rumah tangga dan para gadis untuk mengisi waktu luang. Dengan tekun mereka menyelesaikan satu kain tapis hingga berhari-hari, bahkan sampai hitungan bulan. Pada mulanya mereka membuat kain tapis untuk kepentingan adat istiadat yang dianggap sakral.


Kain tapis merupakan salah satu jenis kerajinan tradisional Lampung dalam menyelaraskan hidupnya baik terhadap lingkungannya maupun pencipta alam semesta. Karena itu munculnya kain tapis ini ditempuh melalui berbagai tahapan-tahapan waktu yang mengarah kepada kesempurnaan teknik tenunnya, maupun cara-cara memberikan ragam hias yang sesuai dengan perkembangan kebudayaan masyarakat.

Rabu, 22 Oktober 2014

Motif-motif Kain Gringsing


Tenun ikat ganda memiliki kerumitan lebih dibanding tenun ikat tunggal biasa. Dalam tenun ikat ganda, motif kain sudah direncanakan sejak pembuatan warna pada benangnya. Dalam seni menenun Gringsing dikenal 2 macam benang, benang vertikal disebut Lusi dan horizontal disebut Pakan. Kedua benang tersebut, vertikal dan horizontal, warna seutas benangnya berbeda-beda, dan harus ditenun agar dapat terbentuk motif yang sudah direncanakan. Dulunya, ada 20 jenis motif kain Gringsing, tapi hingga tahun 2010, yang masih dikerjakan hanya sekitar 14 motif saja. Di antaranya adalah:

1. Lubeng
Lubeng dicirikan dengan kalajengking dan berfungsi sebagai busana adat dan digunakan dalam upacara keagamaan. Ada beberapa macam motif Lubeng, yaitu Lubeng Luhur yang berukuran paling panjang (tiga bunga berbentuk kalajengkin yang masih utuh), Lubeng Petang Dasa (satu bunga kalajengking utuh di tengah dan di pinggir hanya setengah), dan Lubeng Pat Likur (ukurannya terkecil).

2. Sanan Empeg
Sanan Empeg dicirikan dengan tiga bentuk kotak-kotak/poleng berwarna merah-hitam. Fungsi kain gringsing bermotif ini adalah sebagai sarana upacara keagamaan dan adat, yaitu sebagai pelengkap sesajian bagi masyarakat Tenganan Pegeringsingan. Bagi masyarakat Bali di luar desa Tenganan, kain ini digunakan sebagai penutup bantal/alas kepala orang melaksanakan upacara manusa yadnya potong gigi.

3. Cecempakaan
Cecempakaan dicirikan dengan bunga cempaka dan berfungsi sebagai busana adat dan upacara keagamaan. Jenis-jenis Gringsing Cecempakaan adalah Cecempakaan Petang Dasa (ukuran empat puluh), Cecempakaan Putri, dan Geringsing Cecempakaan Pat Likur (ukuran 24 benang).

4. Cemplong
Cemplong dicirikan dengan bunga besar di antara bunga-bunga kecil sehingga terlihat ada kekosongan antara bunga yang menjadi cemplong. Gringsing cemplong juga berfungsi sebagai busana adat dan upacara agama. Jenis-jenisnya terdiri dari ukuran Pat Likur (24 benang), senteng/anteng (busana di pinggang wanita), dan ukuran Petang Dasa (40 benang) yang sudah hampir punah.

5. Gringsing Isi
Gringsing Isi motifnya semua berisi atau penuh, tidak ada bagian kain yang kosong. Motif ini berfungsi hanya untuk sarana upacara dan kuran yang ada hanya ukuran Pat Likur (24 benang).

6. Wayang
Wayang terdiri dari gringsing wayang kebo dan gringsing wayang putri. Motif ini paling sulit dikerjakan dan memerlukan waktu pembuatan hingga 5 tahun. Motif wayang hanya terdiri dari dua warna, yaitu hitam sebagai latar dan garis putih yang relatif halus untuk membentuk sosok wayang. Untuk menciptakan garis putih dengan tersebut diperlukan ketelitian tinggi karena tingkat kesulitan selama pengikatan dan penenunan kain relatif sulit. Wayang kebo memiliki motif wayang lelaki, sedangkan wayang putri hanya berisi motif wayang perempuan.

7. Batun Tuung
Batun Tuung yang dicirikan dengan biji terung, Ukurannya tidak besar dan digunakan untuk senteng (selendang) pada wanita dan sabuk (ikat pinggang) tubumuhan pada pria. Motif ini sudah hampir punah.

Selain itu, ada lagi beberapa motif Gringsing seperti wayang putri, wayang kebo, dingding sigading, dingsing ai, pepare, pat likur, pedang dasa, semplang, cawet, anteng dan lainnya. Motif-motif itu sendiri penuh dengan simbol-simbol seperti tapak dara (tanda silang) dan lainnya.

Sumber : http://blog.isi-dps.ac.id/samiarsasetiaria/gringsing-kain-dari-zaman-megalitikum

Jumat, 17 Oktober 2014

Pernikahan dalam sudut pandang agama Islam



"Perkawinan merupakan ikatan lahir dan batin antara seorang wanita dengan seorang pria sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa."

Itu merupakan rumusan dari Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang pernikahan. Pernikahan merupakan suatu proses pengikatan hubungan resmi antara dua individu yang memiliki nilai mulia. Tujuan pernikahan itu sendiri untuk membentuk suatu keluarga yang bahagia sampai akhir hayat dan mendapatkan berkah Tuhan.

Sesuai dengan rumusan di atas, pernikahan tidak cukup dengan ikatan lahir atau batin saja tetapi harus kedua-duanya. Dengan adanya ikatan lahir dan batin inilah perkawinan merupakan satu perbuatan hukum di samping perbuatan keagamaan. Sebagai perbuatan hukum karena perbuatan itu menimbulkan akibat-akibat hukum baik berupa hak atau kewajiban bagi keduanya, sedangkan sebagai akibat perbuatan keagamaan karena dalam pelaksanaannya selalu dikaitkan dengan ajaran-ajaran dari masing-masing agama dan kepercayaan yang sejak dahulu sudah memberi aturan-aturan bagaimana perkawinan itu harus dilaksanakan.

Dari segi agama Islam, syarat sah pernikahan penting sekali terutama untuk menentukan sejak kapan sepasang pria dan wanita itu dihalalkan melakukan hubungan seksual sehingga terbebas dari perzinaan. Perkawinan sudah sah apabila telah memenuhi rukun dan syarat perkawinan.


 Adapun yang termasuk dalam rukun perkawinan adalah sebagai berikut:
1. Pihak-pihak yang melaksanakan akad nikah yaitu mempelai pria dan wanita.
2. Adanya akad (sighat) yaitu perkataan dari pihak wali perempuan atau wakilnya (ijab) dan diterima oleh pihak laki-laki atau wakilnya (kabul).
3. Adanya wali dari calon istri.
4. Adanya dua orang saksi.
Apabila salah satu syarat itu tidak dipenuhi maka perkawinan tersebut dianggap tidak sah, dan dianggap tidak pernah ada perkawinan.

      Selain itu perlu diperhatikan pula Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 pasal 2 ayat 1 yang berbunyi: "Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaannya."

Dari pasal tersebut diketahui bahwa agama hanya mengakui pernikahan se-agama saja. Kemudian ada lagi ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 1 pasal 2 ayat 2 tahun 1974 tentang perkawinan itu berbunyi: "Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku." Dipertegas dalam dalam undang-undang yang sama pada pasal 7 ayat 1 yang menyatakan bahwa perkawinan hanya diizinkan bila pihak pria mencapai usia 19 tahun dan pihak wanita telah mencapai usia 16 tahun. Jika masih belum cukup umur, pada pasal 7 ayat 2 menjelaskan bahwa perkawinan dapat disahkan dengan meminta dispensasi kepada pengadilan atau pejabat lain yang diminta oleh kedua orang tua pihak pria atau pihak wanita.

Definisi Hutan


Menurut Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, hutan memiliki pengertian, yaitu suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungan, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.

Dari definisi di atas, Hutan mempunyai unsur-unsur yang meliputi:
a. Suatu kesatuan ekosistem
b. Berupa hamparan lahan
c. Berisi sumberdaya alam hayati beserta alam lingkungannya yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
d. Mampu memberi manfaat secara lestari.

Hutan juga merupakan rangkaian kesatuan komponen yang utuh dan saling ketergantungan terhadap fungsi ekosistem di bumi. Fungsinya untuk penampung karbondioksida, habitat hewan, modulator arus hidrologika, dan pelestari tanah serta merupakan salah satu aspek biosfer bumi yang paling penting. Hutan juga merupakan salah satu bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh dunia. Di mana pun, kita bisa menemukan hutan dari kawasan topis sampai kawasan beriklim dingin, dari dataran rendah sampai dataran tinggi.

Kamis, 16 Oktober 2014

Kepribadian Manusia (2)


5. Tipe Kepribadian Pengamat
Tipe kepribadian ini memiliki kebutuhan untuk mengetahui dan memahami segala sesuatu, dan tidak terlihat bodoh. Sisi terbaik dari tipe kepribadian ini yaitu analitis, berpendirian teguh, sensitif, bijaksana, objektif, dan mandiri. Namun, sisi buruknya, sok pintar, kikir, keras kepala, sering menjauhkan diri dari lingkungan, dan suka mengkritik orang lain.

6. Tipe Kepribadian Pencemas
Tipe ini memiliki kebutuhan akan rasa aman. Sisi terbaik dari pribadi ini adalah mereka setia, perhatian, hangat, cerdas, praktis, suka membantu, dan bertanggung jawab. Namun, sisi terburuknya adalah terlalu cemas, senang menguasai, tidak bisa diduga, paranoia, kaku, dan defensif.

7. Tipe kepribadian Petualang
Tipe ini mempunyai kebutuhan untuk merasa gembira dan melakukan kegiatan yang menyenangkan. Mereka punya sisi terbaik berupan spontanitas, imajinatif, antusias, gesit, memesona, dan selalu ingin tahu. Sisi terburuk mereka adalah narsistik, impulsif, tidak fokus, tidak disiplin, posesif, maniak, dan merusak diri sendiri.

8. Tipe Kepribadian Pejuang
Tipe ini memiliki kebutuhan untuk mengandalkan diri sendiri dan kuat. Mereka menghindari kesan lemah serta bergantung pada orang lain. Yang terbaik dari tipe ini adalah mereks setia, energik, terus terang, memegang kendali, percaya diri, dan protektif. Yang terburuk, mereka kadang suka menguasai, memberontak, tidak sensitif, mendominasi, egosentris.

9. Tipe Kepribadian Pendamai
Tipe ini senang menjaga kedamaian, menyatu dengan orang lain, dan menghindari konflik. Yang terbaik dari tipe ini adalah mereka menyenangkan, tenang, murah hati, sabar, diplomatis, dan berpikiran terbuka. Sisi terburuk mereka, pelupa, keras kepala, obsesif, apatis, pasif-agresif.

Kepribadian Manusia (1)


Setiap orang memiliki watak dan perilaku yang berbeda-beda. Setidaknya, ada sekitar 9 tipe kepribadian yang kita kenal dalam buku Eneagram terbitan serambi, tapi tidak setiap orang sak-klek berada pada satu kepribadian. Biasanya, mereka terdiri dari 2-3 kepribadian atau bahkan lebih.

1. Tipe Kepribadian Perfeksionis
Orang perfeksionis memiliki keadilan, idealis, kejujuran, keteraturan serta disiplin diri yang tinggi. Namun dia juga memiliki sisi buruk seperti terkadang suka menghakimi, tidak luwes dalam pergaulan, dogmatis, obsesif-kompulsif, dan suka mengkritik orang lain.

2. Tipe kepribadian Penolong
Tipe penolong memiliki motivasi kebutuhan untuk dicintai, dihargai, dan untuk mengekpresikan perasaan positif mereka pada orang lain. Sisi terbaik mereka adalah mengasihi, memperhatikan, berwawasan luas, dan murah hati. Tipe terburuknya, tipe penolong rela berbuat apa saja sehingga mirip seperti martir, manipulatif, posesif,  hiseteris dan sering terpengaruh oleh orang lain.

3. Tipe kepribadian Pengejar Prestasi
Tipe ini memiliki dorongan kuat akan kebutuhan untuk menjadi orang yang produktif, meraih kesuksesan, dan menghindari kegagalan. Sisi positif dari tipe ini adalan optimis, yakin, rajin, efisien, punya inisiatif, energik, dan praktis. Sisi terburuknya, narsistik, kadang-kadang suka pamer, pendendam, dan terlalu kompetitif.

4. Tipe Kepribadian Romantis
Tipe ini dimotivasi oleh kebutuhan untuk memahami perasaannya sendiri dan agar dipahami orang lain. Tipe ini sering mencari makna dari kehidupan serta berusaha menghindari citra diri yang biasa-biasa saja. Sisi terbaik tipe ini adalah dia memiliki kehangatan, bebelas kasihan, ekspresif, kreatif, intuitif. Namun, sisi buruknya, mudah depresi, sering dikuasai rasa bersalah, terkadang jadi sok moralis, moody, dan sering tenggelam dalam pikirannya sendiri.
 
 
Blogger Templates