3. Penokohan / Perwatakan
Ada berbagai macam penokohan yang bisa kita pakai. Namun,
sebagai dasar, biasanya penokohan terdiri dari 2 jenis yang paling kontras yaitu
protagonis (tokoh baik) dan antagonis (tokoh jahat). Namun, di antara kedua itu
juga ada tokoh figuran di dalam cerita maupun tokoh yang perwatakannya abu-abu,
di mana dia tidak jahat tapi juga tidak baik-baik sekali.
Penggambaran para tokoh di dalam cerita bisa dengan mendeskripsikannya
secara langsung atau dengan dialog para tokoh serta penggambaran secara tidak langsung
yang membuat pembaca menebak-nebak seperti apa sifat dan watak tokoh tersebut.
Bidang2 tokoh harus digambarkan :
– Bidang tampak : gesture, mimik, pakaian, milik
pribadi, dsb
– Bidang yang tidak tampak : motif berupa dorongan /
keinginan, psikis berupa perubahan kejiwaan, perasaan, dan religiusitas.
4. Sudut pandang
Ada 2 jenis sudut pandang yaitu sudut pandang orang pertama
dan orang ketiga. Pada sudut pandang orang pertama, yaitu Aku, penulis berperan
sebagai tokoh cerita dan ikut beperan di dalam cerita. Sudut pandang orang ketiga
merupakan sudut pandang di mana penulis menjadi orang serba tahu yang menjelaskan
mengenai sikap-sifat watak dari tokoh-tokohnya.
Sebenarnya ada lagi sudut pandang orang kedua, tetapi untuk
yang satu ini sedikit sulit untuk dijabarkan dan referensi contoh ceritanya pun
agak susah.
5. Tema
Cerita yang tidak memiliki tema hanya akan menjadi cerita
yang mengawang, tidak jelas apa yang dibentuk di dalam cerita itu sendiri. Tema
merupakan pokok persoalan yang menjiwai seluruh cerita. Tema ini bisa kita gali
dari kehidupan atau masalah sehari-hari.