Social Icons

Pages

Featured Posts

Jumat, 31 Oktober 2014

Macam-macam jenis keju (2)




5. Keju Edam
Memiliki asal kata Edammer dari Belanda, keju tradisional bulat dan berwarna kuning terang ini dilapisi dengan paraffin dan malam yang berwarna merah. Rasanya yang sedikit mirip kacang dan tidak berbau tajam ini jauh lebih lembut dibandingkan jenis lainnya karena kandungan lemak keju Edam lebih rendah.



6. Keju Gorgonzola
Jenis keju yang satu ini mungkin salah satu yang terunik karena memiliki sedikit warna biru kehijauan dalam tekstur lunaknya. Warna biru kehijauan tersebut didapat dari campuran jamur penisilin untuk menghasilkan rasa yang tajam dan pedas. Memiliki nama yang sama dengan tempat asalnya di Italia, keju Gorgonzola akan semakin tajam rasanya bila semakin lama dimatangkan.



7. Keju Cheddar
Kita bisa temukan keju ini di warung-warung dekat rumah. Keju Cheddar, namanya diambil dari daerah tempat jenis keju ini dibuat, yaitu desa Cheddar di Somerset, Inggris. Keju ini sangat poluler di dunia, di Indonesia pun keju ini paling sering digunakan untuk membuat kue, roti dan juga untuk pelengkap sarapan untuk buah hati sebelum berangkat sekolah.



8. Keju Stilton
Satu lagi jenis keju yang berasal dari negara kerajaan Inggris, keju Stilton terbuat dari susu sapi yang telah dipasteurisasi dan memiliki bentuk silinder. Teksturnya yang memiliki banyak lubang akibat penusukan jarum menjadikan tampilannya cukup unik. Penusukan jarum ini diupayakan untuk mengeluarkan udara di dalam keju. Terdapat dua jenis warna keju Stilton, yang muda berwarna gading dan lebih rapuh, sedangkan untuk Stilton yang tua berwarna lebih gelap serta guratan corak biru menonjol.

Macam-macam jenis keju (1)

Ada berbagai macam varian keju, mulai dari yang keras sampai yang lembut. Walaupun namanya keju, tetapi ternyata tiap-tiap keju memiliki namanya sendiri. Ada kalanya nama keju diambil dari nama tempat dibuatnya, ada juga nama keju yang diambil dari bentuknya. Berikut macam-macam keju yang sering kita temui.



1. Keju Mozarella
Keju Mozarella merupakan keju khas Italia yang sering digunakan sebagai lapisan atas pada pizza. Ciri-ciri keju mozzarella diantaranya adalah elastis, berserabut, dan lunak. Hal ini disebabkan adanya proses pembenaman di dalam bak air panas dan adanya penekanan (working) hingga lunak. Keju ini merupakan keju yang dikonsumsi dalam keadaan segar. Keju Mozarella termasuk kelompok keju “pasta-fillata”, yaitu keju yang dipanaskan dan dilenturkan pada proses pembuatannya. Pemanasan dan pelenturan dilakukan pada suhu 70-850 C tetapi kadang-kadang 670 C.



2. Keju Parmesan
Berasal dari daerah Parma, Italia, keju ini sering dijumpai dalam bentuk bubuk. Teksturnya padat dan agak keras karenan proses pemeramannya cukup lama, bisa bertahun-tahun dan yang pasti aromanya sangat tajam. Biasanya keju ini digunakan untuk taburan dalam pasta, pizza, spageti, macaroni dan juga di sandingkan dengan keju mozzarella yang aromanya kurang kuat.



3. Keju Provolone
Juga berasal dari Italia, dengan jenis pasta filata, bertekstur setengah keras dan berwarna kuning sedikit keemasan. Keju Provolone cenderung memiliki rasa manis tetapi bila dimasak dalam waktu yang lebih lama, akan menghasilkan rasa yang lebih tajam.



4. Keju Havarti
Jenis keju yang satu ini berasal dari Denmark dan berwarna kucing pucat. Seringnya, keju Havarti dijadikan kombinasi untuk bersantap dengan roti lapis, karena terdapat kandungan lemak yang cukup tinggi sehingga baik bila dipanggang dan meleleh.

Kamis, 30 Oktober 2014

Perkawinan Dalam Suku Bugis




Perkawinan merupakan salah satu bagian dari kehidupan manusia. Dalam perkawinan pula akan terlihat budaya dari masing-masing mempelai. Dalam sistem perkawinan orang Bugis, dikenal 3 perkawinan ideal yaitu Assialang Maola (perkawinan antara saudara sepupu derajat kesatu, baik dari pihak ayah maupun ibu), Assialanna Memang (perkawinan antara saudara sepupu derajat kedua, baik dari pihak ayah maupun ibu), dan Ripaddeppe’ Abelae (perkawinan antara saudara sepupu derajat ketiga, baik dari pihak ayah maupun ibu atau masih mempunyai hubungan keluarga).

Ada juga perkawinan yang dilarang dan dianggap sumbang (salimara’), yaitu perkawinan antara anak dengan ibu / ayah, perkawinan antara saudara sekandung, perkawinan antara menantu dan mertua, perkawinan antara paman / bibi dengan kemenakan, dan  perkawinan antara kakek / nenek dengan cucu.

Tahap-tahap perkawinan terdiri dari Lamaran (Lettu), Kesepakatan Pernikahan, Mengundang, Pembersihan. Waktu Lamaran, keluarga calon mempelai laki-laki akan datang berkunjung ke rumah calon mempelai perempuan untuk menyatakan keinginannya untuk melamar. Kemudian Kedua belah pihak akan membicarakan soal waktu pernikahan dan hal-hal yang berkaitan dengan perkawinan tersebut.

Setelah terjadi kesepakatan, makan akan dilakukan Madduppa yaitu mengundang, di mana kaum kerabat – tetangga diundang dalam acara pernikahan. Setelah itu, diadakan acara pembersihan, di mana untuk mappaccing ini biasanya dilakukan oleh kaum bangsawan. Ritual ini dilakukan pada malam sebelum akad nikah di mulai, dengan mengundang para kerabat dekat sesepuh dan orang yang dihormati untuk melaksanakan ritual ini, cara pelaksanaannya dengan menggunakan daun pacci (daun pacar), kemudian para undangan di persilahkan untuk memberi berkah dan doa restu kepada calon mempelai, konon bertujuan untuk membersihkan dosa calon mempelai, dilanjutkan dengan sungkeman kepada kedua orang tua calon mempelai.

Ketika hari pernikahan tiba maka akan dilakukan proses mappaendre balanja, yaitu sebuah prosesi di mana mempelai laki-laki datang bersama rombongan kerabatnya dengan membawa berbagai barang kebutuhan yang sesuai dari kesepakatan pernikahan. Sampai di rumah mempelai wanita langsung diadakan upacara pernikahan, dilanjutkan dengan akad nikah. Pada pesta itu biasa para tamu memberikan kado tau paksolo’.

Setelah akad nikah dan pesta pernikahan di rumah mempelai wanita selesai dilanjutkan dengan acara “mapparola” yaitu mengantar mempelai wanita ke rumah mempelai laki-laki. mappaenre botting adalah beberapa hari setelah pernikahan para pengantin baru mendatangi keluarga mempelai laki-laki dan keluarga mempelai wanita untuk bersilaturahmi dengan memberikan sesuatu yang biasanya sarung sebagai simbol perkenalan terhadap keluarga baru. Setelah itu, baru kedua mempelai menempati rumah mereka sendiri yang disebut nalaoanni alena.

Suku Bugis




Bugis merupakan kelompok etnik dengan wilayah asal Sulawesi Selatan yang terkenal sebagai pelaut ulung. Suku ini tergolong ke dalam suku-suku Melayu Deutero. Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan. Orang Bugis zaman dulu menganggap nenek moyang mereka adalah pribumi yang telah didatangi titisan langsung dari “dunia atas” yang “turun” (manurung) atau dari “dunia bawah” yang “naik” (tompo) untuk membawa norma dan aturan sosial ke bumi (Pelras, The Bugis, 2006).

Kata "Bugis" berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis. Penamaan "ugi" merujuk pada raja pertama kerajaan Cina yang terdapat di Pammana, Kabupaten Wajo saat ini, yaitu La Sattumpugi. Ketika rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya, maka mereka merujuk pada raja mereka. Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau orang-orang atau pengikut dari La Sattumpugi. La Sattumpugi adalah ayah dari We Cudai dan bersaudara dengan Batara Lattu, ayah dari Sawerigading.

Sawerigading sendiri adalah suami dari We Cudai dan melahirkan beberapa anak termasuk La Galigo yang membuat karya sastra terbesar di dunia dengan jumlah kurang lebih 9000 halaman folio. Sawerigading Opunna Ware (Yang dipertuan di Ware) adalah kisah yang tertuang dalam karya sastra I La Galigo dalam tradisi masyarakat Bugis. Kisah Sawerigading juga dikenal dalam tradisi masyarakat Luwuk, Kaili, Gorontalo dan beberapa tradisi lain di Sulawesi seperti Buton.

Dalam perkembangannya, orang-orang Bugis mulai membentuk kebudayaan, bahasa, aksara, dan pemerintahan mereka sendiri. Beberapa kerajaan Bugis klasik antara lain Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Suppa, Sawitto, Sidenreng dan Rappang. Saat ini orang Bugis tersebar dalam beberapa Kabupaten yaitu Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Sidrap, Pinrang, Barru. Daerah peralihan antara Bugis dengan Makassar adalah Bulukumba, Sinjai, Maros, Pangkajene Kepulauan. Daerah peralihan Bugis dengan Mandar adalah Kabupaten Polmas dan Pinrang. Kerajaan Luwu adalah kerajaan yang dianggap tertua bersama kerajaan Cina (yang kelak menjadi Pammana), Mario (kelak menjadi bagian Soppeng) dan Siang (daerah di Pangkajene Kepulauan)

sumber : http://flawless9angels.blogspot.com/2013/05/tugas-ilmu-budaya-dasar-sejarah-dan.html

Rabu, 29 Oktober 2014

Tanda-tanda Gunung Berapi akan Meletus



Saat akan meletus, biasanya Gunung Berapi akan memunculkan gejala-gejala atau tanda-tanda bahwa dia akan meletus. Hal ini bisa diketahui dari lingkungan di sekitar gunung seperti:
1. Suhu di sekitar gunung naik.
2. Mata air menjadi kering
3. Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
4. Tumbuhan di sekitar gunung layu
5. Binatang di sekitar gunung bermigrasi

Setelah Gunung Berapi meletus, maka akan didapati banyak material entah padat maupun tidak dari hasil letusan Gunung. Material-material atau hasil letusan gunung berapi ini adalah:

Gas vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.

Lava dan aliran pasir serta batu panas
Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.

Lahar
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.

Hujan Abu
Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.

Awan panas
Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.

Aktivitas Gunung Berapi




Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung berapi aktif. Berdasarkan aktivitasnya, Gunung berapi bisa dibagi menjadi Gunung api aktif, mati, dan istirahat. Gunung api aktif merupakan gunung api yang masih bekerja dan mengeluarkan asap, gempa, dan letusan. Gunung api mati, yaitu gunung api yang tidak memiliki kegiatan erupsi sejak tahun 1600. Gunung api istirahat, yaitu gunung api yang meletus sewaktu-waktu, kemudian beristirahat. Contoh, Gunung Ceremai dan Gunung Kelud.

Kejadian gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Saat Gunung meletus, akan ada berbagai macam material dari dalam perut bumi yang terdorong keluar seperti magma, lahar, lava, dan lain sebagainya.

Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.

Adapun gunung bromo atau merapi di magelang yang telah menjadi sebuah tempat wisata seperti ditulis di travelensia.com

Selasa, 28 Oktober 2014

Hukum Kepler

Seorang ilmuwan yang bernama Johannes Kepler menemukan hukum yang mengatur pergerakan Bumi mengelilingi matahari, khususnya yang menyangkut perubahan jarak Bumi ke matahari. Hukum-hukum Kepler tentang peredaran Bumi mengelilingi matahari dapat dinyatakan sebagai berikut:

Hukum 1: Planet-planet bergerak dalam orbit berupa elips, dengan matahari terletak di salah satu fokusnya

Hukum 2: Garis yang menghubungkan tiap planet dengan matahari dalam waktu yang sama menyapu luasan bidang yang sama

Hukum 3:  Kuadrat dari perioda (waktu edar) setiap planet sebanding dengan pangkat tiga dari jarak rata-rata planet dari matahari

Hukum Kepler mempertanyakan kebenaran astronomi dan fisika warisan zaman Aristoteles dan Ptolemaeus. Ungkapan Kepler bahwa Bumi beredar sekeliling, berbentuk elips dan bukannya epicycle, dan membuktikan bahwa kecepatan gerak planet bervariasi, mengubah astronomi dan fisika. Hampir seabad kemudian, Isaac Newton mendeduksi Hukum Kepler dari rumusan hukum karyanya, hukum gerak dan hukum gravitasi Newton, dengan menggunakan Euclidean geometri klasik.

Pada era modern, hukum Kepler digunakan untuk aproksimasi orbit satelit dan benda-benda yang mengorbit Matahari, yang semuanya belum ditemukan pada saat Kepler hidup (contoh: planet luar dan asteroid). Hukum ini kemudian diaplikasikan untuk semua benda kecil yang mengorbit benda lain yang jauh lebih besar, walaupun beberapa aspek seperti gesekan atmosfer (contoh: gerakan di orbit rendah), atau relativitas (contoh: prosesi preihelion merkurius), dan keberadaan benda lainnya dapat membuat hasil hitungan tidak akurat dalam berbagai keperluan.

1. Hukum Kepler Pertama
“Orbit setiap planet berbentuk elips dengan matahari berada di salah satu fokusnya”
Elips adalah bentuk bangun datar yang merupakan salah satu dari irisan kerucut (selain lingkaran, hiperbola, dan parabola). Dimana eksentrisitas elips bernilai antara 0 dan 1. Lintasan suatu planet mengelilingi matahari akan berupa sebuah elips, dan matahari akan selalu berada di salah satu dari dua focus elips tersebut.


Hukum pertama kepler jelas-jelas menentang pernyataan Nicolaus Copernicus yang menyatakan bahwa orbit planet berbentuk lingkaran dengan matahari berada di pusat lingkaran. Dan terbukti dari hasil pengamatan bahwa orbit elips Kepler dapat memberikan posisi yang lebih akurat dibandingkan orbit lingkaran.

Kesalahan Copernicus ini dapat dipahami sebab meskipun memiliki lintasan elips, namun eksentrisitas orbit planet mendekati nol, sehingga sekilas akan tampak mendekati lingkaran, bahkan untuk perhitungan-perhitungan sederhana kita boleh mengasumsikan orbit planet adalah lingkaran.

2. Hukum Kepler Kedua
“vektor radius suatu planet akan menempuh luas areal yang sama untuk selang waktu yang sama”
Vektor radius ialah garis hubung antara planet dengan pusat gravitasi (matahari). Gambaran dari hukum kepler kedua ialah :


Apabila Planet membutuhkan waktu yang sama untuk menempuh P1 – P2 dan P3 – P4, maka luas areal P1 – F – P2 akan sama dengan P3 – F – P4, begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain kita dapat menyatakan bahwa kecepatan angulernya konstan.

Karena planet selalu mematuhi hukum kepler, maka konsekuensi dari hukum kedua kepler ini ialah kecepatan linear planet di setiap titik di orbitnya tidaklah konstan, tetapi bergantung pada jarak planet. Contohnya planet akan bergerak paling cepat saat dia ada di perihelium, dan akan bergerak paling lambat saat dia ada di aphelium.

3. Hukum Kepler Ketiga
“pangkat tiga sumbu semi major orbit suatu planet sebanding dengan kuadrat dari periode revolusi planet tersebut”
Kepler menemukan hubungan diatas, atau apabila sumbu semi mayor kita nyatakan dengan a dan periode revolusi planet kita nyatakan dengan T, maka secara matematis hukum ketiga kepler dapat ditulis :

Ternyata untuk benda-benda yang mengelilingi pusat gravitasi yang sama, besarnya kontanta akan sama, misalnya bagi planet Venus dan planet Bumi, atau bagi Io dan Europa. Untuk benda-benda yang memenuhi syarat tersebut berlaku :


Apabila benda yang kita tinjau adalah planet yang mengitari matahari, dan kita nyatakan a dalam Satuan Astronomi dan T dalam tahun, maka kita akan mendapati



Persamaan di atas adalah bentuk sederhana dari hukum kepler 3, namun hanya bisa digunakan apabila a dinyatakan dalam Satuan Astronomi, T dalam tahun dan pusat gravitasi adalah benda bermassa sama dengan matahari. Perlu diingat bahwa hukum kepler tidak hanya berlaku pada planet di tata surya saja, namun juga berlaku pada satelit planet-planet, asteroid, komet, pada sistem bintang ganda, dan lain-lain.
 
 
Blogger Templates