Tenun ikat ganda memiliki kerumitan lebih dibanding
tenun ikat tunggal biasa. Dalam tenun ikat ganda, motif kain sudah direncanakan
sejak pembuatan warna pada benangnya. Dalam seni menenun Gringsing dikenal 2
macam benang, benang vertikal disebut Lusi dan horizontal disebut Pakan. Kedua
benang tersebut, vertikal dan horizontal, warna seutas benangnya berbeda-beda,
dan harus ditenun agar dapat terbentuk motif yang sudah direncanakan. Dulunya, ada
20 jenis motif kain Gringsing, tapi hingga tahun 2010, yang masih dikerjakan hanya
sekitar 14 motif saja. Di antaranya adalah:
1. Lubeng
Lubeng dicirikan dengan kalajengking dan berfungsi
sebagai busana adat dan digunakan dalam upacara keagamaan. Ada beberapa macam
motif Lubeng, yaitu Lubeng Luhur yang berukuran paling panjang (tiga bunga berbentuk
kalajengkin yang masih utuh), Lubeng Petang Dasa (satu bunga kalajengking utuh
di tengah dan di pinggir hanya setengah), dan Lubeng Pat Likur (ukurannya
terkecil).
2. Sanan Empeg
Sanan Empeg dicirikan dengan tiga bentuk
kotak-kotak/poleng berwarna merah-hitam. Fungsi kain gringsing bermotif ini
adalah sebagai sarana upacara keagamaan dan adat, yaitu sebagai pelengkap
sesajian bagi masyarakat Tenganan Pegeringsingan. Bagi masyarakat Bali di luar
desa Tenganan, kain ini digunakan sebagai penutup bantal/alas kepala orang
melaksanakan upacara manusa yadnya potong gigi.
3. Cecempakaan
Cecempakaan dicirikan dengan bunga cempaka dan
berfungsi sebagai busana adat dan upacara keagamaan. Jenis-jenis Gringsing
Cecempakaan adalah Cecempakaan Petang Dasa (ukuran empat puluh), Cecempakaan Putri,
dan Geringsing Cecempakaan Pat Likur (ukuran 24 benang).
4. Cemplong
Cemplong dicirikan dengan bunga besar di antara
bunga-bunga kecil sehingga terlihat ada kekosongan antara bunga yang menjadi
cemplong. Gringsing cemplong juga berfungsi sebagai busana adat dan upacara
agama. Jenis-jenisnya terdiri dari ukuran Pat Likur (24 benang), senteng/anteng
(busana di pinggang wanita), dan ukuran Petang Dasa (40 benang) yang sudah
hampir punah.
5. Gringsing Isi
Gringsing Isi motifnya semua berisi atau penuh, tidak
ada bagian kain yang kosong. Motif ini berfungsi hanya untuk sarana upacara dan
kuran yang ada hanya ukuran Pat Likur (24 benang).
6. Wayang
Wayang terdiri dari gringsing wayang kebo dan
gringsing wayang putri. Motif ini paling sulit dikerjakan dan memerlukan waktu
pembuatan hingga 5 tahun. Motif wayang hanya terdiri dari dua warna, yaitu
hitam sebagai latar dan garis putih yang relatif halus untuk membentuk sosok
wayang. Untuk menciptakan garis putih dengan tersebut diperlukan ketelitian
tinggi karena tingkat kesulitan selama pengikatan dan penenunan kain relatif
sulit. Wayang kebo memiliki motif wayang lelaki, sedangkan wayang putri hanya berisi
motif wayang perempuan.
7. Batun Tuung
Batun Tuung yang dicirikan dengan biji terung,
Ukurannya tidak besar dan digunakan untuk senteng (selendang) pada wanita dan
sabuk (ikat pinggang) tubumuhan pada pria. Motif ini sudah hampir punah.
Selain itu, ada lagi beberapa motif Gringsing seperti wayang
putri, wayang kebo, dingding sigading, dingsing ai, pepare, pat likur, pedang
dasa, semplang, cawet, anteng dan lainnya. Motif-motif itu sendiri penuh dengan
simbol-simbol seperti tapak dara (tanda silang) dan lainnya.