Beberapa negara ASEAN masih termasuk dalam negara
berkembang. Barangkali yang masuk dalam kategori negara maju hanyalah
Singapura. Hal ini akan menjadi permasalahan bagi negara-negara yang masih
berkembang ketika tiap negara melakukan ekspansi ekonomi, terutama bagi negara
yang masih lemah dalam sektor pasar domestik. Ditambah lagi kerjasama ASEAN+3,
kerjasama perdagangan bebas antara ASEAN dengan Cina, Jepang dan Korea Selatan.
Ekspansi produk dari Cina, Jepang, dan Korea Selatan akan menggempur
habis-habisan pasar domestik. Kesiapan tiap negara untuk menghadapi AEC mutlak
diperlukan.
Terbukanya pasar bebas ASEAN bisa menjadi peluang
sekaligus ancaman, terutama untuk Negara berkembang di mana SDM masih dipandang
belum mampu untuk bersaing dengan negara-negara lain. Dalam pasar bebas ini,
aturan perekrutan tenaga asing akan lebih dipermudah lagi terutama dari
kalangan profesional, sehingga masyarakat ekonomi ASEAN bisa bekerja di negara
mana pun yang masih termasuk Negara ASEAN. Sekarang tinggal Negara saja yang
bisa memberikan perlindungan bagi rakyatnya saat pasar bebas ASEAN dibuka 2015
mendatang.
Ada pun ancaman lain yang patut diperhatikan adalah:
1. Rusaknya pasar domestik (mikroekonomi) sebagai
penyangga makroekonomi akan membuat perekonomian suatu negara semakin terpuruk.
Adanya kesamaan produk ekspor unggulan akan menjadi masalah yang akan dihadapi
suatu negara pengimpor. Produk impor dengan kualitas yang lebih bagus dan harga
yang relatif terjangkau akan merusak pasar domestik, sehingga tiap negara
dituntut untuk terus memberikan nilai tambah terhadap produk dalam negeri.
Sedangkan memberikan nilai tambah bukanlah tugas yang mudah bagi tiap negara,
apalagi bagi negara-negara berkembang.
2. 2 dari 12 sektor strategis yaitu sektor pertanian
dan perikanan yang masuk dalam prioritas kerja sama ASEAN menghadapi
kegentingan yang cukup serius baik secara kualitas maupun kuantitas. Bukti
nyatanya adalah kontribusi sektor pertanian, khususnya tanaman pangan, terhadap
PDB tidak lagi besar, bahkan cenderung menurun sejak tahun 2011. Data BPS
menyebutkan tahun 2011 kontribusi sektor pertanian terhadap PDB sebesar 14,70
persen dan mengalami penurunan hingga 14,43 persen pada 2013.
3. Keluar masuknya modal dan investasi akan mampu menjadi
pemicu konflik di antara negara-negara ASEAN, kecuali jika ASEAN mampu untuk
mengatur dengan baik kontrol modal bagi para investor.
4. Kalahnya sektor Usaha Kecil dan Menengah. Lembaga
CIMB Research melansir laporan terkait kesiapan negara-negara anggota ASEAN
menjalankan liberalisasi barang dan jasa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada
2015. Hasilnya, masih banyak hambatan di enam sektor yang akan mulai dibuka
dalam waktu dekat itu. Kebijakan MEA bisa membunuh usaha kecil menengah (UKM)
di ke-10 negara anggota ASEAN. Tapi, itu hanya akan menimpa pengusaha yang
tidak siap. Bila mau menangkap peluang, pengusaha kecil menengah bakal
diuntungkan karena bisa bebas melakukan ekspansi ke seluruh Asia Tenggara.